Malang, 28 Maret 2025 – Dalam semangat Dies Natalis ke-71 Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Dewan Pimpinan Cabang (DPC) GMNI Malang menyatakan sikap tegas menolak dualisme kepemimpinan yang masih membayangi organisasi. Dengan komitmen kuat, DPC GMNI Malang berjuang untuk menjaga persatuan demi meneguhkan marwah GMNI sebagai organisasi perjuangan berbasis ideologi Marhaenisme.
Sebagai organisasi kader yang telah berdiri lebih dari tujuh dekade, GMNI seharusnya menjadi contoh dalam membangun semangat kebangsaan dan persatuan. Namun, dualisme kepemimpinan dalam Dewan Pimpinan Pusat (DPP) telah menciptakan krisis yang berlarut-larut, menghambat konsolidasi organisasi di berbagai tingkatan, termasuk cabang dan komisariat.
Ketidakjelasan DPP dalam menyelenggarakan Kongres GMNI semakin memperkeruh keadaan. Bukannya mencari solusi, konflik ini justru dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang lebih mengutamakan kepentingan politik pribadi. Alih-alih menjadi pemersatu, DPP justru terseret dalam pertarungan politik yang bertentangan dengan nilai-nilai perjuangan GMNI.
Sebagai organisasi yang berlandaskan ajaran Bung Karno, GMNI seharusnya fokus pada perjuangan membela kepentingan rakyat. Namun, kini segelintir elit dalam organisasi lebih sibuk mengurus kepentingan pribadi daripada membangun organisasi dan kader di akar rumput. Dualisme ini tidak hanya menciptakan kebingungan, tetapi juga melemahkan daya juang GMNI dalam menghadapi berbagai persoalan bangsa.
Sikap Tegas DPC GMNI Malang
DPC GMNI Malang dengan tegas menolak politik pragmatis yang hanya mengorbankan organisasi demi kepentingan segelintir pihak. Kami menegaskan bahwa GMNI bukan alat untuk mencari posisi dan kekuasaan, melainkan rumah perjuangan bagi kader yang benar-benar ingin mengabdi kepada rakyat.
Sebagai bentuk tanggung jawab terhadap organisasi, DPC GMNI Malang menyatakan sikap:
Menolak segala bentuk dualisme dalam tubuh GMNI yang bertentangan dengan semangat persatuan sebagaimana diamanatkan dalam sejarah perjuangan organisasi.
Mendesak percepatan Kongres Persatuan GMNI yang demokratis dengan prinsip musyawarah mufakat dan keterlibatan seluruh elemen GMNI tanpa dominasi satu pihak.
Menolak klaim kepemimpinan sepihak tanpa adanya kesepakatan nasional yang sah dan demokratis.
Mengajak seluruh kader GMNI, khususnya di Malang, untuk tetap berpegang pada nilai-nilai ideologi Marhaenisme dan tidak terjebak dalam konflik internal yang melemahkan perjuangan organisasi.
Tidak melegitimasi kedua kubu kepemimpinan saat ini selama belum terselenggara Kongres Persatuan, karena dualisme ini hanya memperlemah organisasi.
Mendesak penyelesaian konflik secara demokratis dan konstitusional, melalui rekonsiliasi berdasarkan mekanisme organisasi yang sah, bukan dengan cara-cara yang memperdalam perpecahan.
Siap membangun konsolidasi nasional menuju Kongres Persatuan jika tuntutan ini tidak diindahkan oleh DPP GMNI, sebagai langkah konkret untuk mengakhiri dualisme dan mengembalikan GMNI sebagai organisasi yang solid.
Momentum Dies Natalis ke-71 GMNI seharusnya menjadi ajang memperkuat persatuan, bukan memperdalam perpecahan. Oleh karena itu, DPC GMNI Malang akan terus berjuang untuk memastikan GMNI tetap menjadi organisasi yang kuat dan berorientasi pada perjuangan rakyat.
Kami mengajak seluruh kader GMNI—baik di komisariat, cabang, maupun alumni—untuk bersama-sama mengembalikan GMNI ke jalur perjuangan yang sejati. Jangan biarkan organisasi ini diperalat oleh kepentingan politik jangka pendek yang hanya akan merusak marwah GMNI di mata kader dan rakyat Indonesia. (***)